Sungguh suatu kehormatan yang luar biasa dikunjungi oleh
seorang pakar ulama ahli tafsir dari Timur Tengah ini. Syaikh Muhammad Ali Ash-Shabuni
tiba di Pondok Pesantren Darul Qur’an Wal Irsyad Wonosari Gunungkidul
Yogyakarta pada kamis (17/1) sekitar pukul 14.30 WIB. Pondok Pesantren Darul Qur’an
Wal Irsyad dibanjiri oleh tokoh ulama dan santri serta tokoh masyarakat.
Dalam kunjungan ini, Abina Ahmad Kharis Masduqi selaku
sebagai pengasuh Pondok Pesantren Darul Qur’an Wal Irsyad memberikan ceramah
sebagai pembuka. Beliau sangat bahagia dan mengucapkan terima kasih atas
kunjungan Syaikh Ali Ash-Shabuni di Pondok Pesantren Darul Qur’an Wal Irsyad
ini. Dalam ceramahnya, Abina menceritakan tentang sejarah berdirinya Pondok Pesantren
Darul Qur’an Wal Irsyad ini hingga sekarang yang sudah menginjak usia 13 tahun.
Beliau juga menceritakan tentang kitab-kitab beliau yang banyak dikaji di
pesantren ini seperti Shofwah at Tafasir, Rawa’I al-Bayan fi
Tafsir Ayat al-Ahkam min Al-Qur’an, Al-Tibyan fi ‘Ulum Al-Qur’an dan kitab-kitab yang lainnya. Dan terakhir Abina meminta kepada Syaikh untuk mendoakan
pesantren ini dan para hadirin agar
mendapat berkah serta meminta syaikh untuk mengijazahkan karya-karyanya kepada
hadirin semua.
Dalam
menanggapi sambutan Abina, Syaikh Ali as-Shabuni menegaskan beberapa hal, Pertama
orang yang paling mulia diantara umat Nabi Muhammad SAW yaitu para pembawa
al-Qur’an (Hamalatil Qur’an). Beliau juga menegaskan tentang keutamaan
orang-orang yang mencari ilmu, sebagaiman firman Allah :
يرفع الله الذين امنوا منكم والذين
اوتوا العلم درجات
Artinya: “Allah akan
mengangkat orang-orang yang beriman diantara kamu, dan orang-orang yang diberi
ilmu pengetahuan dengan beberapa derajat”.
Syaikh
Ali as-Shabuni juga meminta kepada kita umat Islam untuk beristiqomah dalam
menjaga Iman dan Islam. Beliau melarang untuk mengikuti, mendukung pendapat-pendapat
yang membenci para sahabat seperti madzhab syiah Rofidhah Al Majusi
al-Ironiyah, mereka adalah madzhab yang dipelopori oleh syetan dan para
penyembah api. Beliau meriwayatkan ketika ayah beliau sedang mencari ilmu,
mencatat di suatu ruangan, lalu orang-orang syiah datang dan mereka menghancurkannya.
Na’udubillah min dzalik. Mudah-mudahan kita dijauhkan dari itu
semua. Amin…..
Beliau
juga mengatakan kenapa beliau dinamakan ash Shobuni, yang dimaksud shobun
disini bukanlah sabun yang digunakan untuk mencuci pakaian tetapi sabun yang
digunakan untuk mencuci hati kita semua. Subhanalloh. Terakhir,
beliau memberikan ijazah semua karyanya kepada hadirin dengan syarat harus
berjihad di jalan Allah dan memerangi kebodohan.
Terimakasih